Penasehat DWP Kabupaten Kuningan, Hj. Susi Widyawati, S.Sos, membuka kegiatan tersebut dengan memberikan arahan, mengemukakan bahwa pengasuhan merupakan pembentukan karakter anak, dan peran ibu sebagai madrasah utama bagi anak-anak. Ia menekankan tugas kita dalam merawat anak melewati berbagai fase hingga dewasa.
Dalam kesempatan yang sama Ketua DWP Kuningan, Hj. Ela Dian Yanuar, S.Sos, mengapresiasi kontribusi DWP Dinas Pendidikan dalam menyelenggarakan seminar tentang parenting, khususnya untuk anak remaja. Ia menekankan bahwa menjadi orang tua, terutama mengasuh anak remaja, bukanlah peran yang mudah. Masa remaja seringkali membingungkan, dan kegiatan seminar ini diharapkan dapat membantu orang tua menghadapi tantangan tersebut.
Dilaporkan, Ketua DWP Dinas Pendidikan, Ibu Yati U Kusmana, menyoroti pentingnya pendamping suami menjadi garda terdepan dan marwah dalam keluarga. Ia mengajak perempuan untuk memiliki wawasan luas, memahami peran orang tua, dan berharap materi seminar dapat memberikan ilmu yang bermanfaat.
Yati U Kusmana mengatakan, seminar parenting merupakan metode yang tepat bagi orang tua untuk membentuk karakter anak dan merupakan upaya adanya keselarasan dan keberlanjutan antara pendidikan di sekolah dan di keluarga.
Parenting bertujuan untuk meningkatkan sikap, pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam hal mendidik, membimbing dan mengarahkan anak bersama- sama bersinergi mewujudkan visi bersama, mempertemukan kepentingan dan keinginan antara pihak sekolah dan keluarga.
Tema ” Menjadi Orang Tua Hebat dalam Membersamai Fase Perkembangan Anak” yang disampaikan langsung materinya oleh Kak Muhammad Ifan Fauzi S.A, S.PSi, M.Psi, MM.Psikologi yang merupakan Praktisi Psikologi Anak dan Remaja serta Direktur Utama Klinik Psikologi Tabularasa.
Pentingnya parenting education ini untuk membuat orang tua agar bisa menjadi contoh baik bagi anak-anaknya. Apalagi untuk anak usia dini yang memang memiliki kemampuan meniru yang unggul. Anak sejak kecil adalah para peniru yang unggul, ia akan meniru semua yang dia lihat dan rasakan.
“Kegiatan ini juga bertujuan agar kita semua bisa mengupgrade ilmu tentang pola asuh anak. Selain itu juga diharapkan kita semua sebagai orangtua untuk terus kompak dan menjaga silaturahmi,”kata Ifan.
Dikatakannya, gaya belajar anak yang bertipe visual bisa belajar optimal dengan menggunakan indra penglihatan. Sementara anak tipe auditori menggunakan indera pendengaran untuk menangkap informasi. Adapun anak tipe kinestetik perlu melakukan gerakan fisik agar bisa mengingat sesuatu.
“Sebagai orangtua, sudah selayaknya mengetahui gaya belajar yang tepat untuk anak. Beberapa anak lebih suka belajar dengan cara mendengar dan membaca buku. Namun ada yang lebih mudah belajar melalui gambar dan ada pula yang lebih suka terlibat langsung dalam suatu aktivitas. Tidak ada yang salah bila anak lebih dominan terhadap gaya belajar tertentu. Disinilah peran orangtua dan guru untuk memaksimalkan kemampuan anak,”jelas pria yang akrab disapa Kak Ifan Alwy yang juga Direktur Tabularasa.
Sebagai narasumber, Ifan Alwy, M.Psi., PSI, Direktur Utama Tabularasa, membahas materi pewarisan genetik kecerdasan anak. Beliau juga menekankan pentingnya peran bersama dari kedua orang tua dalam parenting, dengan contoh konkret seperti berkomunikasi dengan anak setiap pagi dan sebelum tidur.
Para Anggota dan Pengurus DWP Kuningan dan semua elemen mengikuti seminar dengan antusias dan semangat. Banyak ilmu yang mereka dapat,diantaranya bagaimana mengenali potensi dan bakat anak tanpa memaksakan kehendak kita kepada mereka.
Acara ini dihadiri oleh Penasehat DWP Kabupaten Kuningan Hj. Susi Widyawati, S.Sos, Ketua DWP Kuningan Hj. Ela Dian Yanuar, S.Sos, Ketua DWP Disdikbud Kab. Kuningan Yati U Kusmana, serta anggota dan pengurus DWP Kabupaten Kuningan. Seminar ini diharapkan dapat mendukung pembangunan berkelanjutan dengan meningkatkan kesadaran tentang peran strategis perempuan, terutama anggota Dharma Wanita Persatuan, dalam pendidikan anak-anak sebagai penerus pembangunan.
